Bersinarpos.com, Sipungguk, Kampar — Mahasiswa Universitas Riau (UNRI) yang tergabung dalam program Kuliah Kerja Nyata (Kukerta) Tematik Literasi 2025 sukses menggelar kegiatan sosialisasi dan workshop pembuatan pestisida nabati di Desa Sipungguk, Kecamatan Salo, Kabupaten Kampar, Riau, pada Sabtu (12/07/2025).
Kegiatan ini menjadi bagian dari kontribusi mahasiswa terhadap praktik pertanian berkelanjutan dan ramah lingkungan, sekaligus mendukung pencapaian Sustainable Development Goal (SDG’s), terutama poin 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab) dan 15 (Menjaga Ekosistem Daratan).
Acara ini turut dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat pertanian, di antaranya Kelompok Wanita Tani (KWT), kelompok tani, penyuluh pertanian lapangan (PPL), serta Kepala Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Salo.
“Melalui kegiatan ini, kami berharap para petani memperoleh pengetahuan praktis tentang cara membuat dan menggunakan pestisida nabati yang efektif, murah, dan aman bagi lingkungan,” ujar Dadan Hermawan, Ketua Kelompok Kukerta UNRI.
Dalam kegiatan tersebut, mahasiswa memperkenalkan pestisida nabati berbahan dasar daun sungkai (Peronema canescens) tanaman lokal yang melimpah di Desa Sipungguk. Daun sungkai terbukti mengandung senyawa aktif seperti flavonoid, saponin, tanin, alkaloid, dan terpenoid yang efektif sebagai insektisida alami seperti wereng, walang sangit, dan ulat grayak.
Pestisida nabati menawarkan solusi ramah lingkungan, karena bersifat mudah terurai, tidak beracun bagi manusia maupun serangga non-target, dan meminimalkan risiko resistensi hama. Kegiatan ini menjadi langkah nyata dalam mengurangi ketergantungan terhadap pestisida kimia yang dapat mencemari tanah dan air, sekaligus menjaga keanekaragaman hayati di lahan pertanian. Melalui demonstrasi langsung, peserta diajak mempraktikkan mulai dari pemilihan bahan, pengeringan, hingga pencampuran bahan untuk menghasilkan pestisida alami yang siap digunakan.
Kegiatan ini disambut hangat oleh masyarakat. Rahmat, Ketua Kelompok Tani Desa Sipungguk, mengungkapkan rasa terima kasih dan antusiasmenya. “Kami dari petani mengucapkan terima kasih kepada adik-adik Kukerta UNRI 2025. Dengan adanya kegiatan sosialisasi pestisida nabati ini, tentu kami mendapat ilmu baru. Selama ini kami biasa menggunakan pestisida kimia, tapi setelah dijelaskan kekurangannya, kami jadi lebih terbuka untuk mencoba alternatif alami seperti daun sungkai, apalagi bahan ini sangat mudah didapat,” ujarnya. Ia juga berharap silaturahmi antara mahasiswa dan petani tetap terjalin meskipun masa Kukerta telah usai.
Senada dengan itu, Ibu Riani, Kepala BPP Kecamatan Salo, menyampaikan harapannya agar kegiatan serupa dapat menjangkau lebih banyak kelompok tani. “Kegiatan ini sangat bagus dan bisa diterapkan di anggota kelompok tani ibu. Hanya saja ke depannya bisa lebih baik jika melibatkan seluruh 10 kelompok tani yang ada di Desa Sipungguk, agar manfaatnya lebih luas,” ungkapnya.
Dukungan juga datang dari Ketua KWT, Ibu Murhamia, yang merasa terbantu dengan edukasi baru ini. “Selama ini ibu-ibu tidak tahu kalau daun sungkai bisa dijadikan pestisida. Terima kasih kepada adik-adik Kukerta yang sudah berbagi ilmu,” ujarnya. Ia juga mendorong para petani untuk mencoba membuat pestisida alami secara mandiri sebagai bentuk penghematan biaya dan pelestarian lingkungan.
Dengan memanfaatkan potensi lokal seperti daun sungkai, mahasiswa UNRI mengajak masyarakat untuk berinovasi dalam menghadapi tantangan pertanian, sekaligus menjaga keseimbangan lingkungan.(dar)
0 Komentar